Kemampuan membaca dan memahami bahan bacaan merupakan kemampuan penting dalam proses edukasi anak. Hal tersebut menjadi alasan PISA (Programmer for International Student Assessment) dalam mengukur kompetensi literasi dan membaca.

Menurut hasil PISA 2018, siswa Indonesia sampai rentang usia 15 tahun berada di urutan 71 dari 79 jumlah negara yang ikut berpartisipasi. Perolehan score-pun masih di bawah rata-rata score OECD. Ironisnya capaian hasil tersebut masih sama seperti hasil pada 18 tahun yang lalu.

Melihat fakta tersebut, Kipin meluncurkan program KIPIN PERPUS SD untuk membantu anak-anak Indonesia mendapatkan bahan bacaan yang menarik, mengedukasi dan GRATIS.

Menjadi bagian dari ekosistem pendidikan Indonesia, Kipin memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN) melalui sebuah modul Perpus Digital yang saat ini akan berfokus pada jenjang Sekolah Dasar.

Melalui pemanfaatan komputer yang telah tersedia di perpustakaan sekolah, modul Kipin Perpus Digital SD diharapkan menambah koleksi bacaan di perpustakaan dengan bahan bacaan yang menarik dan tetap mengedukasi. Kabar gembiranya, semua isi dari modul yang akan diinstal tidak membutuhkan jaringan internet untuk mengakses kontennya

Kipin Perpus Digital SD menyediakan 500+ bahan bacaan berupa komik literasi dengan tema-tema seperti pengetahuan umum, kesehatan, sejarah dan budi pekerti. Selain komik literasi, telah tersedia lebih dari 100 buku Kurikulum Merdeka untuk tingkat Sekolah Dasar.

Sekolah dapat menambahkan ribuan konten pembelajaran lainnya seperti Buku Kurikulum Merdeka dari Kemendikdasmen, Kurikulum PJJ, K2013, video pembelajaran kelas dan Latihan soal. Seluruh isi dan fasilitas dapat dimanfaatkan secara gratis setelah terdownload ke komputer. Siswa dan sekolah dapat terus mengakses tanpa membutuhkan jalur internet.

Saat ini, Kipin telah mencapai produksi komik literasi pendidikan digital dengan jumlah 500 komik dengan 400 komik literasi yang disesuaikan untuk siswa jenjang Sekolah Dasar. Luar biasanya, jumlah ini akan terus bertambah seiring berjalannya waktu dengan seluruh proses produksi yang 100% dikerjakan oleh anak bangsa.